Analisis Indeks Dan Perkembangan Distribusi Pendapatan & Analisis Distribusi Fungsional

BAB I 

PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 

Di sebagian besar negara berkembang, duduk kasus kemiskinan dan pendapatan perkapita yang rendah merupakan salah satu duduk kasus utama dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian dalam tujuan pembangunan eknomi kedua hal ini dinyatakan secara bersamaan, bahkan tidak jarang dalam satu kalimat yaitu peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Dalam planning pembangunan nasional Indonesia tujuan peningkatan pendapatan dan mengurangi kemiskinan selalu dinyatakan secara bersama dalam setiap penyusunan GBHN. 

Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan membuat kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan membuat kemakmuran bagi golongan tertentu saja. 

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia ialah bertambahnya jumlah rumah tangga miskin di perdesaan maupun di perkotaan, rusaknya struktur sosial lantaran kehilangan pekerjaan dan kehilangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok (pendidikan, kesehatan dasar, keluarga berencana dan sosial). 

Maka dari pada itu distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan saling berafiliasi dan akan berdampak pada kesejahteraan ekonomi di Indonesia. Jika kedua aspek tersebut mengalami hambatan, maka kesejahteraan ekonomi Indonesia terancam. Peran pemerintah sangatlah penting dalam hal ini biar distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan berjalan dengan baik. 

1.2 Rumusan Masalah 

1. Bagaimana Analisis Indeks dan Perkembangan Distribusi Pendapatan? 
2. Bagaimana Analisis Distribusi Fungsional? 
3. Bagaimana Analisis Kebijakan Distribusi Pendapatan? 
4. Bagaimana Analisis Kemiskinan Dalam Aspek Data dan Kebijakan? 

1.3 Tujuan Penulisan 

1. Untuk Mengetahui Analisis Indeks dan Perkembangan Distribusi Pendapatan 
2. Untuk Mengetahui Analisis Distribusi Fungsional 
3. Untuk Mengetahui Analisis Kebijakan Distribusi Pendapatan 
4. Untuk Mengetahui Analisis Kemiskinan Dalam Aspek Data dan Kebijakan

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Analisis Indeks dan Perkembangan Distribusi Pendapatan 

 duduk kasus kemiskinan dan pendapatan perkapita yang rendah merupakan salah satu duduk kasus utam Analisis Indeks dan Perkembangan Distribusi Pendapatan & Analisis Distribusi Fungsional
1. Analisis indeks 

Analisis indeks"trend ialah asalah satu metode analisis laporan keuang untuk mengetahui kecenderungan atau tendendi keadaan keuangan duatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap. kecenderungan posisi keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih. Untuk melihat isu terkini tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh lantaran itu analisisnya disebut analisis indeks. 

Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap normal. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu. Dan berdasarkan sifat analisis tersebut maka hanya laporan neracalah yang bisa disajikan dalam bentuk indeks lantaran untuk laporan keuntungan rugi hanya tersedia satu tahun pelaporan. 

Cara penyusunan laporan dengan indeks; 
  • Menentukan tahun dasar. 
  • Menentukan angka indeks pada periode tahun yang dianalisis. 
  • Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. 
  • Dalam menghitung rasio trend"kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos neraca dan laporan keuntungan rugi dari beberapa periode tersebut dihitung, lantaran tujuan utama dari perhitungan rasio ialah membut perbandingan anntara pos-pos yang mempunyai korelasi in'ormasi dengan pos-pos lainnya. 
Trend dari suatu pos neraca atau keuntungan rugi hanyalah merupakan data, dan belum menjadi informasi. A akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya. Misalkan kenaikan penjualan dikaitkan dengan, aktiva produktif dalam periode yang sama, harga pokok penjualan dan biaya operasi. 

Kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan dengan aktiva yang beroperasi"produktif dalam periode yang sama akan diperoleh informasi besarnya tingkat. 

2. Distribusi Pendapatan 

Distribusi atau pembagian ialah pembagian terstruktur mengenai pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal dan laba, yang berafiliasi dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal dan pengusaha-pengusaha. Ia ialah proses penentuan harga yang dipandang dari sudut si peserta pendapatan dan bukanlah dari sudut si pembayar biaya-biaya. Distribusi juga berarti sinonim untuk pemasaran (marketing). Kadang-kadang ia dinamakan sebagai functional distribution. 

Distribusi pendapatan berdasarkan para andal ekonomi sanggup dibedakan antara lain: 

1. Distribusi pendapatan perseorangan 

Distribusi pendapatan perseorangan menawarkan distribusi pendapatan yang diterima oleh individu-individu dalam masyarakat. Fokus dalam model distribusi ini yaitu seberapa besar pendapatan yang diterima oleh seseorang, tidak melihatk teknik/cara yang dilakukan oleh individu/rumah tangga untuk memperoleh pendapatannya, banyaknya anggota rumah tangga yang mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya atau apakah penghasilan tersebut berasal dari pekerjaan atau sumber lainnya menyerupai bunga, hadiah, royalti, keuntungan maupun warisan. Lokasi dan sektor sumber pendapatan juga turut diabaikan. 

2. Distribusi Pendapatan Fungsional 

Distribusi Pendapatan Fungsional menjelaskan proporsi dari pendapatan yang diterima oleh tiap faktor produksi. Setiap faktor produksi memperoleh imbalan sesuai dengan distribusinya pada produksi nasional. Distribusi Pendapatan yang didasarkan pada pemilik faktor produksi ini akan berkaitan dengan proses pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada kepemilikan faktor produksi sanggup dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: 
  • Pendapatan lantaran hasil kerja yang berupa upah/gaji dan besarnya tergantung tingkat produktivitas. 
  • Pendapatan dari sumber lain menyerupai sewa, laba, royalti, bunga, hadiah/warisan. 
Ada dua indikator yang sanggup digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan suatu negara yaitu: 

1. Koefisien Gini (Gini Ratio) 

Koefisien gini ialah analisis yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu kawasan atau negara pada suatu periode. Atau juga bisa diartikan sebagai rasio(perbandingan) antara luas bidang yang diarsir dengan luas segitiga OPE. Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz, menyerupai yang diperlihatkan kurva di bawah ini. 

Dengan keterangan: 
  • Sumbu horizontal melambangkan presentase komulatif penduduk. 
  • Sumbu fertikal melambangkan presentase pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase penduduk. 
  • Garis diagonal ditengah kurva ialah garis kemerataan sempurna, lantaran semua titik pada garis tersebut ialah posisi dimana pendapatan di distribusikan secara merata dengan sempurna, yaitu persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan. 
  • Daerah yang diarsir menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi. 
2. Kriteria Bank Dunia 

Kriteria ketidak merataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk. 

Indikator ketimpangan distribusi pendapatan berdasarkan Bank Dunia, sebagai berikut:
















2.2 Analisis Distribusi Fungsional
Analisis distribusi pendapatan fungsional ini intinya mempersoalkan persentase pendapatan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit perjuangan atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan membandingkannya dengan persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan keuntungan (masing-masing merupakan perolehan dari tanah, modal uang, dan modal fisik). 

Berikut ialah kurva distribusi pendapatan fungsional.

Jadi, analisis dari Kurva  undangan dan penawaran sebagai sesuatu yang memilih harga per satuan (unit) dari masing-masing faktor produksi. Apabila harga-harga unit faktor produksi tersebut dikalikan dengan kuantitas faktor produksi yang digunakan bersumber dari perkiraan utilitas (pendayagunaan) faktor produksi secara efisien (sehingga biayanya berada pada taraf minimum), maka kita bisa menghitung total pembayaran atau pendapatan yang diterima oleh setiap faktor produksi tersebut. Sebagai contoh, penawaran dan undangan terhadap tenaga kerja dianggap akan memilih tingkat upah. Kemudian, bila upah ini dikalikan dengan seluruh tenaga kerja yang tersedia di pasar, maka akan didapat jumlah keseluruhan pembayaran upah, yang terkadang disebut dengan total pengeluaran upah (total wage bill). 


2.3 Analisis Kebijakan Distribusi Pendapatan 

Distribusi pendapatan ialah suatu keadaan yang mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil suatu negara di kalangan penduduknya. Para ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan. Keduanya digunakan untuk tujuan analisis dan kuantitatif wacana keadilan distribusi pendapatan. Kedua ukuran tersebut ialah distribusi pendapatan ukuran dan fungsional. 

Ada tiga alat ukur tingkat ketimpangan pendapatan dengan sumbangan distribusi ukuran, yakni Rasio Kuznets, Kurva Lorenz, dan Koefisien Gini. 

a. Kuznets 

Rasio Kutnezs yang sering digunakan sebagai ukuran tingkat ketimpangan Antara dua kelompok ekstrem, yaitu kelompok yang sangan miskin dan kelompok yang sangat kaya di suatu Negara . ukuran umum yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan sanggup ditemukan dalam kolom ke3, yaitu perbandingan Antara pendapatan yang diterima oleh 20% anggota kelompok teratas dan 40% anggota kelompok terbawah. Rasio ketimpangan dalam teladan ini ialah 14 dibagi dengan 51 balasannya sekitar 0, 

b. Kurva Lorenz 

Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk secara kumulatif juga. Selain itu kurva ini juga menunjukkan korelasi kumulatif nyata antara persentase jumlah penduduk penerimaan pendapatan tertentu dari total penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan selama, contohnya satu tahun.

Sumbu horizontalnya menggambarkan persentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikalnya menggambarkan persentase kumulatif pendapatan nasional. Garis diagonal yang membagi bujur kandang disebut “garis kemerataan sempurna” dimana Kurva Lorenz akan ditempatkan. Kurva Lorenz yang semakin erat ke diagonal (semakin lurus) menggambarkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata, sebaliknya bila kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung) berarti distribusi pendapatan nasional semakin timpang atau tidak merata. 

c. Koefisien Gini 

Koefisien Gini ialah suatu ukuran singkat mengenai ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam suatu negara. Gini diperoleh dari menghitung luas kawasan antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibanding dengan luas total dari separuh bujur kandang dimana kurva lorenz itu berada.Perhitungan Rasio Gini juga dapatdilakukan dengan cara matematik dengan rumus:

KG = Angka Koefien Gini 
X = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i 
Fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas I 
Yi= Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif kelas I

2.4 Analisis Kemiskinan Dalam Aspek Data dan Kebijakan 

Kemiskinana merupakan duduk kasus yang hampir setiap negara di dunia mengalaminya. Kemiskinan pun menjadi suatu duduk kasus yang sulit diatasi oleh negara-negara berkembang. BAPPENAS (1993) mendefisnisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan lantaran kehendak oleh si miskin, melainkan lantaran keadaan yang tidak sanggup dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan ialah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang diharapkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak. 

- Kemiskinan mempunyai beberapa pemahaman utama, yaitu: 
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya meliputi kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. 
  • Gambaran wacana kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, lantaran hal ini meliputi masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. 
  • Gambaran wacana kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.














Berikut ini ialah data/ grafik stastistik kemiskinan di Indonesia dari tahun 1996 - 2013 

Jadi, grafik di samping mengambarkan bahawa Negara Indonesia mengalami penurunan angka kemiskinan yang signifikan tiap tahun nya. walaupun, pada tahun 1998 indonesia mengalami lonjakan angka kemiskinan yang tinggi yaitu mencapai 24,23 %. Lalu sesudah tahun 1998, Indonesia gres mengalami penurunan bertahap dan sempat naik di angka 17,75 pada tahun 2006. Namun kenaikan tersebut dan menurun dari tahun 2007 hingga 2013 yang berakhir pada posisi 11,37 %. Penurunan ini disebabkan lantaran perekonomian Indonesia yang mulai membaik sesudah zaman reformasi. Lalu semakin canggihnya teknologi dan kemajuan kualiatas SDA juga mengakibatkan kemiskinan di Indonesia menurun. 

BAB III 

KESIMPULAN 

3.1 Kesimpulan 

Distribusi pendapatan merupakan kriteria yang mengindikasikanmengenai penyebaran atau pembagian pendapatan atau kekayaan antar penduduk satu dengan penduduk lainnya dalam Wilayah tertentu. 

3.2 Saran 

Dari semua paparan materi yang telah disampaikan pada makalah ini kelompok kami menyadari memang masih jauh dari kata sempurna, oleh lantaran itu kelompok kami mendapatkan saran berupa kritik dan saran kepada kelompok kami, biar kedepannya kelompok kami sanggup membuat makalah dengan lebih baik.

0 Comments

Post a Comment