Pengertian Aspek Keuangan Dan Perencanaan Nilai Investasi Dan Sumber Dana

1. Pengertian Aspek Keuangan 

Keuangan merupakan fungsi bisnis yang sangat penting, dimana keuangan menjadi faktor untuk memilih anggaran, investasi, dan besarnya usahan yang akan dibuat. Aspek Keuangan ialah faktor yang memilih biaya yang di keluarkan serta dihasilkan untuk membuat sebuah perjuangan yang optimal. Atau Aspek keuangan (finansial) merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Penilaian dalam aspek keuangan atau finansial mencakup : 

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh. 
2. Kebutuhan biaya investasi. 
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi. 
4. Proyeksi neraca dan laporan keuntungan rugi. 
5. Kriteria penilaian investasi. 
6. Rasio keuangan. 

2. Perencanaan Nilai Investasi dan Sumber Dana 

A. Perencanaan Nilai Investasi 

Salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yaitu investasi. Investasi ialah cara untuk membuatkan aset atau melipatgandakan kekayaan. Karena jikalau uang yang dihasilkan dari pendapatan, contohnya dari bisnis atau honor hanya disimpan di tabungan, nilai uang akan tergerus oleh inflasi. Inflasi ialah kenaikan harga barang-barang dan jasa setiap tahun. 

Sebelum berinvestasi, investor harus membagi lebih dahulu jangka waktu investasi, yakni jangka pendek (kurang dari setahun), jangka menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (di atas 5 tahun). Jangka waktu investasi akan memilih produk investasi apa yang bisa dipilih seorang investor. 

Setelah membagi kebutuhan investasi ke dalam tiga jangka waktu, cari tahu profil risiko masing-masing. Ada tiga profil risiko investor yaitu konservatif, moderat dan agresif. Seorang investor yang konservatif tidak akan siap mendapatkan risiko investasi yang tinggi, meskipun potensi keuntungan atau return-nya besar. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang bekerjasama dengan; 
  1. Kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, 
  2. Kebijakan modal kerja 
  3. Kebijakan invesasi yang berdampak pada seni administrasi perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi) 
B. Sumber Dana Investasi 

Biasanya diharapkan dana yang cukup besar untuk mendanai suatu kegiatan investasi, oleh alasannya itu investor perlu mencari sumber dana untuk mendanai kegiatan tersebut. Kebutuhan modal dalam melaksanakan investasi terdiri dari dua macam, yaitu: 

1. Modal kapital 

Modal kapital digunakan untuk membeli aktiva tetap ibarat tanah bangunan, mesin, peralatan, serta inventaris lainnya. 

2. Modal kerja 

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi. Contoh biaya operasional antara lain yaitu keperluan membeli materi baku, membayar honor karyawan, biaya peliharaan dan biaya-biaya lainnya. 

Apabila dilihat dari sumber asalnya, modal dibagi menjadi dua macam, yaitu: 

1. Modal pinjaman 

Modal absurd merupakan modal yang berasal dari pihak luar perusahaan, biasanya modal ini diperoleh dari hasil pinjaman. Sumber dana dari modal absurd sanggup diperoleh antara lain dari: 
  • Pinjaman dari forum keuangan ibarat perusahaan modal ventura, asuransi, leasing, dana pensiun atau forum keuangan lainnya. 
  • Pinjaman bank. 
  • Pinjaman dari perusahaan non bank. 

2. Modal sendiri 

Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan itu sendiri. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya diperoleh dari setoran dari pemegang saham, cadangan laba, keuntungan yang belum dibagi. 

C. Kebutuhan Dana Investasi 

Komponen yang terdapat dalam biaya kebutuhan investasi diubahsuaikan dengan jenis perjuangan atau proyek yang akan dijalankan. Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi ialah sebagai berikut: 

1. Biaya pra investasi, ibarat pembuatan studi kelayakan dan pengurusan izin-izin. 
2. Biaya pembelian aktiva tetap, ibarat : 
  • Aktiva tetap berwujud, ibarat tanah, mesin, bangunan, peralatan, inventaris kantor, dan aktiva berwujud lainnya. 
  • Aktiva Atetap tidak berwujud, ibarat good will, hak cipta, lisensi, dan brand dagang. 
3. Biaya operasional, ibarat upah dan honor karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.


3. Memproyeksikan Biaya Produksi, Cash Flow, dan Laporan Keuangan 

A. Memproyeksikan Biaya Produksi 

Biaya produksi ialah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini mencakup biaya materi baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan keuntungan kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi keuntungan higienis perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diharapkan untuk mendukung proses pengolahan materi baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. 

Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya ialah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi. 

1. Analisa Biaya Produksi 

Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) ialah dengan cara menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC). 

Biaya total (TFC) ialah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak sanggup berubah jumlahnya. 
  • Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) ialah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. 
  • Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) ialah dengan cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi. 
  • Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) ialah dengan cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi. 
  • Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) ialah dengan cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi. 
  • Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk. 
2. Buat Laporan Biaya Produksi 

Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu : 
  • Data produksi. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal hingga tamat dalam satu periode. 
  • Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian harga satuan per produk / per barang yang didalamnya telah mencakup biaya materi baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik. 
  • Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian harga pokok dikala produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi. 

B. Memproyeksikan Cash Flow (Aliran Kas) 

Tujuan utama laporan arus kas ialah menyediakan gosip yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas sanggup dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain: 

1. Aktivitas Operasi (operating activities) 

Aktivitas ini mencakup segala acara bisnis perusahaan yang bekerjasama baik secara langsung, maupun tidak pribadi dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk memilih keuntungan bersih. 

2. Aktivitas Investasi (investing activities) 

Aktivitas ini mencakup segala kegiatan yang bekerjasama dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca. 

3. Aktivitas Pembiayaan (financing activities) 

Aktivitas ini akan mempunyai kaitan dengan segala transaksi atau proses acara bisnis suatu perusahaan yang menghipnotis pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. 

Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan keuntungan rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas ialah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi diantara semua harta lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut sanggup dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauh mana perusahaan dalam menjalankan acara bisnisnya sanggup melunasi kewajibannya, sanggup diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya. 

C. Memproyeksikan Laporan Keuangan 

Laporan Keuangan ialah hasil tamat dari proses pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan yang memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan tersebut pada satu periode akuntansi dan merupakan citra umum mengenai kinerja suatu perusahaan. 

Pendapat lain menyampaikan bahwa laporan keuangan ialah produk tamat proses akuntansi suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dimana gosip di dalamnya merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan, dengan tujuan untuk membantu perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat. 

Proses penyusunan Laporan Keuangan memakai banyak sekali sumber data, mulai dari faktur, bon, nota kredit, laporan, bank dan lain sebagainya. Semua data orisinil transaksi keuangan tersebut digunakan untuk mengisi buku asumsi dan sebagai bukti keabsahan transaksi. 

1. Tujuan Laporan Keuangan 

Pembuatan Laporan Keuangan oleh suatu perusahaan tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan umum pembuatan laporan keuangan ialah sebagai berikut: 
  • Untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sanggup membantu suatu perusahaan sebagai materi penilaian dan perbandingan pengaruh keuangan yang terjadi akhir dari suatu keputusan ekonomi. 
  • Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan memprediksi pertumbuhan bisnis di masa depan. Dengan adanya gosip keuangan, maka suatu perusahaan sanggup menilai bagaimana kondisi perusahaan di masa kini dan meramalkan kondisi perusahaan di masa mendatang. 
  • Untuk menilai acara pendanaan dan operasi perusahaan. Informasi mengenai kondisi keuangan juga sanggup membantu suatu perusahaan dalam menilai acara investasi dan kemampuan operasional perusahaan tersebut pada satu periode tertentu. 

2. Fungsi Laporan Keuangan 

Pada dasarnya Laporan Keuangan berfungsi sebagai alat untuk membantu perusahaan dalam menilai kondisi keuangan perusahaan secara umum. Adapun beberapa fungsinya ialah sebagai berikut: 

a) Sebagai Bahan Review 

Financial statement sanggup memperlihatkan data atau gosip yang komprehensif perihal posisi keuangan perusahaan. Hal ini bisa menjadi ulasan mengenai kondisi perusahaan secara menyeluruh, khususnya kondisi keuangan (aset, utang, biaya operasional, dan lain-lain). 

b) Sebagai Pedoman Membuat Keputusan 

Salah satu fungsi penting dibuatnya laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan ialah sebagai materi pertimbangan dalam mengambil keputusan penting bagi perusahaan. 

c) Membantu Menciptakan Strategi Baru 

Selain membantu proses pengambilan keputusan penting, financial statement juga sanggup digunakan untuk membuat seni administrasi gres oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan performa usahanya. 

d) Meningkatan Kredibilitas Perusahaan 

Perusahaan yang membuat financial statement memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan suatu sistem perekapan data yang terpercaya, akurat, dan tidak sembarangan dalam mengambil keputusan. Para pemegang saham tentu lebih percaya menginvestasikan uang mereka kepada perusahaan yang dipercaya dan mempunyai dapat dipercaya yang baik. 

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 

Ada 4 macam Laporan Keungan yang sering digunakan untuk melaksanakan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan, yaitu: 

1) Laporan Laba Rugi (profit and lost statement) 

Laporang keuntungan rugi ialah suatu laporan yang menjelaskan perihal kinerja keuangan suatu entitas bisnis dalam satu periode akuntansi. Di dalam laporan ini terdapat gosip mengenai unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga diketahui keuntungan atau rugi bersih. 

2) Laporan Perubahan Modal (capital statement) 

Laporan perubahan modal ialah jenis laporan yang di dalamnya terdapat gosip perihal perubahan modal atau ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini sanggup memperlihatkan gosip seberapa besar terjadi perubahan modal dan apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut. 

3) Laporan Neraca (balance sheet) 

Laporan neraca ialah laporan yang menjelaskan gosip kondisi keuangan suatu entitas bisnis pada tanggal tertentu. Dari laporan ini kita sanggup mengetahui berapa jumlah aktiva (harta, aset), kewajiban (utang), dan ekuitas perusahaan. 

4) Laporan Arus Kas (cash flows) 

Laporan arus kas ialah financial statement suatu entitas bisnis yang digunakan untuk memperlihatkan fatwa masuk dan keluar kas perusahaan pada suatu periode akuntansi. Laporan ini juga menjadi alat pertanggungjawaban cash flows selama periode pelaporan.

0 Comments

Post a Comment